28 April 2019

Penjenamaan atau Branding

Klik di ini untuk mengunjungi studio kami

Analoginya adalah, Anda seorang pemilik pabrik peralatan dapur baru. Teko, panci, penggorengan maupun mug logam adalah beberapa contoh hasil olahan pabrik Anda. Suatu pagi, sesaat setelah seruputan kopi ketiga, Anda mulai berpikir bahwa produk-produk tadi tentu saja membutuhkan kemasan maupun buku panduan cara pakainya. Pun, untuk membuatnya dibutuhkan sejumlah tahapan yang lebih dari kata singkat. Sejenak Anda sadar, bahwa ratusan juta rupiah bukanlah jumlah yang kecil untuk sekadar membangun devisi perancang kemasan beserta hardware, software, maupun brainware-nya. Semua orisinil agar berkah. Hingga pada sore harinya, satu pencerahan seputar istilah 'crowdsourcing' terlontar dari karyawan Anda yang ahli di bagian listrik. Sebuah celah untuk mengakali pembangunan devisi baru itu. Sebuah celah untuk menghemat waktu, biaya, bahkan listrik. Nah, saya adalah satu dari orang-orang pengisi celah itu. Apa? Yang tanya?

Ah, sudah sore lagi. Jangan lupa cuci beras!


Jogja Lagi (My Insta Recap)


Jika mereka punya Hollywood, maka kami punya Gamplong Studio Alam. Adalah sebuah film set milik Mooryati Soedibyo yang telah dihibahkan kepada Pemerintah Daerah Sleman untuk selanjutnya dikembangkan menjadi destinasi wisata baru. Sultan Agung The Untold Love Story (2018) adalah film pertama yang lahir dari studio ini. Ada pula Bumi Manusia, dan tentu saja Goyang Jempol-nya Kill the DJ.

Dari Gamplong, mari kita sedikit bergeser ke arah barat. Baik, setelah bosan dengan kebosanan akan trainspotting, kini tiba saatnya untuk kembali dengan sebuah spot unik dari seputaran Kalisoka, Margosari, yang secara spesifik akan tertulis 55652 dalam kode pos. Oh ya, jika saja foto di bawah ini diambil dengan kamera 360 derajat, maka hanya dengan membalikkan badan Anda akan dapat menikmati jalur rel menikung ke arah Wates berlatar perbukitan Menoreh dan jingganya matahari sore. Ah, jika saja!