Analoginya adalah, Anda seorang pemilik pabrik
peralatan dapur baru. Teko, panci, penggorengan maupun mug logam adalah
beberapa contoh hasil olahan pabrik Anda. Suatu pagi, sesaat setelah
seruputan kopi ketiga, Anda mulai berpikir bahwa produk-produk tadi
tentu saja membutuhkan kemasan maupun buku panduan cara pakainya. Pun,
untuk membuatnya dibutuhkan sejumlah tahapan yang lebih dari kata
singkat. Sejenak Anda sadar, bahwa ratusan juta rupiah bukanlah jumlah
yang kecil untuk sekadar membangun devisi perancang kemasan beserta
hardware, software, maupun brainware-nya. Semua orisinil agar berkah.
Hingga pada sore harinya, satu pencerahan seputar istilah
'crowdsourcing' terlontar dari karyawan Anda yang ahli di bagian
listrik. Sebuah celah untuk mengakali pembangunan devisi baru itu.
Sebuah celah untuk menghemat waktu, biaya, bahkan listrik. Nah, saya
adalah satu dari orang-orang pengisi celah itu. Apa? Yang tanya?
Ah, sudah sore lagi. Jangan lupa cuci beras!
Ah, sudah sore lagi. Jangan lupa cuci beras!