25 Agustus 2007

WP

Ketika tanggal sudah semakin tua maka rutinitas jalan-jalan otomatis akan semakin berkurang, dengan begitu frekuensi cangkrukan di warung kopi juga akan semakin jarang dilakukan. Ya... sekedar menghemat "ketebalan saku" untuk kegiatan lain yang lebih penting (memang ada yang lebih penting dari ngopi?*#@%&%*!#*...). Tapi, tidak ada salahnya jika sekedar menyeduh kopi susu gelas belimbing ditemani semangkok mie godog untuk menggantikan porsi sarapan pagi tadi. Sudah badan terhindar dari penyakit loyo, ancaman busung laparpun dapat segera ditangani secara preventif (halah...!).
Ngomong-ngomong soal warung dan ketebalan saku bagaimana kalau keduanya dikombinasi menjadi satu seperti Plan C? (maksute...???) Begini, setelah sempat berangan-angan untuk memiliki sebuah kafe semacam warnet atau kios makanan sendiri (pokoknya kafe...), insya Allah mulai awal bulan depan angan-angan itu akan segera terwujud (optimis "mode on"). Meskipun tidak berdikari, setidaknya telah ada usaha untuk membangun sesuatu yang lebih besar dari sebuah kios, Warung Penyetan (WP).


Rencananya WP akan mengusung model warung tenda dengan menu utama tempe, tahu, telur, lele dan dorang penyet. Untuk minumannya ada teh, jeruk dan jus buah. Agar lebih nyaman dan berbau teknologi, WP juga dilengkapi dengan fasilitas full music yang disajikan melalui MP3 player (siapa mau request...???). Oh iya, sepanjang bulan Ramadhan nanti WP juga akan menyediakan menu sahur dan buka puasa. Coming soon...!

7 Agustus 2007

Loper Koran


Tanggal: 06/08/2007 6:01
Kamera: SANYO S1
Acara: Perjalanan menuju kantor

Dengan berbalut jaket putih untuk melawan udara pagi yang dingin, anak ini mulai beraksi "menjajakan" koran di pertigaan Jl. Margorejo Indah - Jl. Raya Jemursari Surabaya. Pemandangan seperti ini terjadi setiap hari sejak beberapa minggu lalu, tepatnya sejak tahun ajaran baru 2007-2008 dimulai. Bagaimana komentar Anda?

2 Agustus 2007

Dawet Wak Mat

Karena kemarin ketiduran sebelum makan malam, dua porsi mie instan racikan ba'da subuh tadi terasa begitu menggoda untuk diserbu (selalu saja ada alasan untuk nambah K***). Tapi kalau 3-4 jam kemudian perut masih saja minta di-reload sedangkan di lain sisi badan terasa kurang bersemangat, apa yang harus dilakukan?
Plan A: Sempat terbesit keinginan untuk segera "mengairi" sereal instan rasa kacang hijau kesukaan (bukan rasa benang...!). Emmm, tentu penyakit busung laparnya akan langsung sembuh. Bagaimana dengan penyakit loyonya?
Plan B: Untuk mengatasi loyo, tampaknya ide meracik kopi susu instan lebih layak untuk dicoba. Tapi bagaimana dengan penyakit busung laparnya?
Plan C: (Cling...! Ada ide) Bagaimana kalau sereal instan rasa kacang hijaunya di-mix dengan kopi susu instan? Semoga kedua penyakit nakal (by: GIGI) tadi segera musnah (by: Andra & The Backbone). Masa b***h dengan kontraindikasi...!
Bismillah, srupuuuut....! Emmm, kayaknya pernah kenal dengan rasa semacam ini, tapi di mana ya? Aha... ini kan rasa dawet-nya Wak Mat, nutrisi favorit di sela-sela jam istirahat waktu SD dulu (15 tahun lalu). Sekedar mengingat-ingat, di sebelah barat Wak Mat ada Yu Tum yang terkenal dengan blendong dan klanthing-nya. Sedangkan di sebelah utara, di bawah rindangnya rumpun bambu ada penjual glali yang menawarkan snack sehat bebas pemanis buatan (apalagi formalin).

Ibu (Forward E-mail dari Tetangga)

Seorang anak mendapati ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian dia mengulurkan selembar kertas yang bertuliskan sesuatu, Sang Ibu segera membersihkan tangan kemudian menerima kertas dari tangan Si Anak dan membacanya.

Ongkos upah membantu ibu:
1) membantu pergi ke warung - Rp 20.000
2) menjaga adik - Rp 20.000
3) membuang sampah - Rp 5.000
4) membereskan tempat tidur - Rp 10.000
5) menyiram bunga - Rp15.000
6) menyapu halaman - Rp15.000
Jumlah - Rp 85.000

Selesai membaca, perempuan itu tersenyum memandang wajah anak di depannya yang mulai berbinar-binar. Dia mengambil pena dan menulis sesuatu di belakang kertas yang sama.

1) ongkos mengandungmu selama 9 bulan - GRATIS
2) ongkos berjaga malam karena menjagamu - GRATIS
3) ongkos air mata yang menetes karenamu - GRATIS
4) ongkos khawatir karena memikirkan keadaanmu - GRATIS
5) ongkos makan, minum, pakaian dan keperluanmu - GRATIS
Jumlah keseluruhan nilai kasihku - GRATIS

Setelah membaca tulisan itu, air mata Si Anak tampak berlinang. Dia menatap wajah ibunya. Tak lama kemudian dia memeluk erat tubuh perempuan di depannya itu dan berkata, "Aku sayang ibu!" Kemudian Si Anak mengambil pena dan menulis sesuatu di depan surat yang ditulisnya: "Telah dibayar"