24 Mei 2012

Bukan Itinerari


Dari atas meja kerja, di depan monitor sembilan belas inci, di sela-sela puluhan halaman soft copy yang harus kelar pertengahan Juni nanti, muncul aneka gambar sabana dari kawasan ujung timur pulau Jawa, Baluran. Begitu eksotis sekaligus mengejek, memohon untuk dikunjungi akhir semester ini. Itupun kalau masa liburan tidak maju ataupun mundur.
Meski itinerari belum kelar, setidaknya niat tulus ikhlas sudah ada di dalam hati, begitu juga banyaknya peserta dan waktu kunjungan yang nyaris telah bisa dipastikan. Rencananya sang Juragan bersama lima-enam teman kantor akan bersafari di Taman Nasional itu selama dua hari satu malam. Jobdes yang diusung dalam perjalanan kali itu adalah eksplorasi alam, landscape hunting dan refreshing. Semoga seiring berjalannya waktu muncul aneka pencerahan seputar spot yang rekomended untuk kami datangi, amin. Soal akomodasi, sepertinya sang Juragan harus banyak bersyukur karena destinasi yang dimaksud masih berada dan belum keluar dari wilayah yang bernama pulau Jawa, sehingga biaya apapun seharusnya tidak membahayakan kantong siapapun.
Tentu saja, prior knowledge seputar backpacking telah ada sejak tiga tahun lalu dan terus berkembang meski lambat hingga cerita ini ditulis. Hanya saja, jika selama ini rute jalan-jalan masih terbatas di area kota-kota dengan kandungan hutan dan padang rumput mendekati nol persen, maka sisa waktu sebulan ini harus banyak belajar tentang bagaimana survive bersama kamera digital, botol minum, nasi bungkus, teman kantor, peta kertas, guide boy, dan ponsel di alam liar. Semoga nanti ada yang bawa card reader plus laptopnya, amin.
Oh ya, ilustrasi anggrek didapat dari halaman depan rumah di desa, punya Ibu dan sama sekali bukan bunga liar. Soal kenapa pilih anggrek, lagi-lagi masalah selera. Siapa tahu masih berhubungan dengan eksplorasi alam. Terima kasih, mohon doa restu.