3 Juli 2011

Bulan Madu


Setelah sekian lama menjadi konsep dan obrolan warung kopi, akhirnya jobdes itu tercapai juga, menikah. Berikutnya, jobdes lanjutan setelah itu begitu kompleks dan beragam, termasuk misi sampingan menaklukkan wilayah Ngayogyokarto Hadiningrat bersama istri dan kamera baru berfitur GPS. Kalau sampeyan sedang bersantai, tidak ada larangan untuk langsung meluncur ke galeri pusat di kampung sebelah. Monggo!


Motor Pinjaman. Inilah mode transportasi kami di hari kedua bulan madu. Lebih canggih daripada jalan kaki ataupun naik Putra Amarta, bus mini jurusan Paris-Jogja.
Stasiun Sore. Di pusat reservasi, kami kehabisan tiket kereta api untuk tiga hari yang akan datang. Daripada kecewa, ada baiknya jalan-jalan sebentar di area sebelah barat Stasiun Tugu.
Sayidan. Bila kau datang dari selatan langsung saja menuju Gondomanan, belok kanan sebelum perempatan teman-teman riang menunggu di Sayidan (Shaggy Dog).
Penunjuk Arah. Selain kata 'kiri Mas', 'kanan Mas', dan 'lurus Mas' dari sang Nyonya yang asli Jogja, papan penunjuk seperti inilah yang cukup membantu sang Juragan selama menjelajah Ngayogyokarto Hadiningrat.
Lampu Antik. Dijepret pagi-pagi dari sudut timur Alun-alun Lor Jogja bersama sang Nyonya, motor pinjaman, kamera baru, dan alunan merdu Laksamana Raja di Laut dari ponsel.
Enam Empat Lima. Entah, apakah di hari-hari biasa mereka masih sempat jalan-jalan pagi berkelompok selain berangkat ke sekolah dengan mengenakan seragam.