
Awal Cerita
Karena kerusakan mesin, sebuah jam dinding gratisan sisa momen kampanya pilkada tempo hari harus kehilangan fungsinya sebagai penunjuk waktu. Berbagai cara seperti mengganti baterai hingga 'turun mesin' pun telah dilakukan, tapi hasil yang diharapkan tetap saja nihil.
Karena alasan tertentu, sebuah telepon seluler hitam mulus buatan Korea hasil barter dengan produk yang serupa warna silver buatan Finlandia beberapa bulan lalu 'ditemukan' menghilang dari tangan Sang Juragan tercinta dalam sebuah tempat resepsi berkapasitas ratusan pengunjung. Semua fungsi dasar maupun tambahan seperti SLJJ, SMS, buku telepon, kalkulator, online gadget, bahkan sekali lagi penunjuk waktu terpaksa harus berpindah tangan beserta sekeping simcard plus nomor cantiknya.
Dengan alasan segera di-up grade, sebuah CPU semi seken berspek lumayan tanggung harus rela 'dibaliknamakan' dan dimasukkan dompet dalam kurun waktu empat hari menjelang lebaran, saat sejumlah insentif dan THR menumpuk. Sampai di sini semua baik-baik saja, dalam artian harga komponen di pasar tetap terpantau dan jobdes CPU Must Go On pun masih terfokus. Setidaknya hingga kasus ponsel di atas terjadi.
Skala Prioritas
Tentu saja penunjuk waktu. Meskipun antara jam dinding, ponsel dan CPU memiliki fungsi itu, tapi dari segi apapun juga jam dinding tetaplah jam dinding dengan fungsi dasar paling sesuai. Akhirnya, solusi terbaik adalah beli jam dinding baru di toko elektronik terdekat. Soal ponsel, memang sudah saatnya berganti generasi sejak Si Silver terbeli tiga tahun lalu dengan simcard yang saat itu telah berusia empat tahun. Di lain sisi, kehilangan ponsel bagi Sang Juragan adalah sesuatu yang baru dan belum pernah terjadi sebelumnya, jadi masih termaklumkan. Solusi praktis untuk kasus ini adalah beli ponsel baru, reaktivasi nomor lama ke gerai resmi operator yang bersangkutan, isi ulang pulsa, beres.
Berbeda dengan jam dinding ataupun ponsel, CPU dengan satuan kilogram paling besar kali ini terpaksa harus berada di urutan terakhir dalam skala prioritas pengadaan aktiva tetap pasca lebaran. Selain cukup kompleks, tentu saja karena alasan klasik seputar pendanaan. Semoga awal bulan depan dua prioritas pertama segera terwujud dan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar tetap tinggi untuk mewujudkan prioritas berikutnya. Amien.
Extended Cellphone Story
Critane dowo. Sakjane aq yo salah nang de'e. Paling mergo tak lokno hape lemot, fungsi tombol-tombole gak konsisten, guoblok dan lain-lain akhire de'e tersinggung terus kabur. Padahal masio iku hape dike'i, tapi sakjane aq jek sayang nang de'e. Gak popo lah, nek critene pancen ngunu akhire lak aku iso tuku sing anyar. Yo, masio sak jane nek de'e tak dol regane mung cuman kenek 250 ewu.
Karena kerusakan mesin, sebuah jam dinding gratisan sisa momen kampanya pilkada tempo hari harus kehilangan fungsinya sebagai penunjuk waktu. Berbagai cara seperti mengganti baterai hingga 'turun mesin' pun telah dilakukan, tapi hasil yang diharapkan tetap saja nihil.
Karena alasan tertentu, sebuah telepon seluler hitam mulus buatan Korea hasil barter dengan produk yang serupa warna silver buatan Finlandia beberapa bulan lalu 'ditemukan' menghilang dari tangan Sang Juragan tercinta dalam sebuah tempat resepsi berkapasitas ratusan pengunjung. Semua fungsi dasar maupun tambahan seperti SLJJ, SMS, buku telepon, kalkulator, online gadget, bahkan sekali lagi penunjuk waktu terpaksa harus berpindah tangan beserta sekeping simcard plus nomor cantiknya.
Dengan alasan segera di-up grade, sebuah CPU semi seken berspek lumayan tanggung harus rela 'dibaliknamakan' dan dimasukkan dompet dalam kurun waktu empat hari menjelang lebaran, saat sejumlah insentif dan THR menumpuk. Sampai di sini semua baik-baik saja, dalam artian harga komponen di pasar tetap terpantau dan jobdes CPU Must Go On pun masih terfokus. Setidaknya hingga kasus ponsel di atas terjadi.
Skala Prioritas
Tentu saja penunjuk waktu. Meskipun antara jam dinding, ponsel dan CPU memiliki fungsi itu, tapi dari segi apapun juga jam dinding tetaplah jam dinding dengan fungsi dasar paling sesuai. Akhirnya, solusi terbaik adalah beli jam dinding baru di toko elektronik terdekat. Soal ponsel, memang sudah saatnya berganti generasi sejak Si Silver terbeli tiga tahun lalu dengan simcard yang saat itu telah berusia empat tahun. Di lain sisi, kehilangan ponsel bagi Sang Juragan adalah sesuatu yang baru dan belum pernah terjadi sebelumnya, jadi masih termaklumkan. Solusi praktis untuk kasus ini adalah beli ponsel baru, reaktivasi nomor lama ke gerai resmi operator yang bersangkutan, isi ulang pulsa, beres.
Berbeda dengan jam dinding ataupun ponsel, CPU dengan satuan kilogram paling besar kali ini terpaksa harus berada di urutan terakhir dalam skala prioritas pengadaan aktiva tetap pasca lebaran. Selain cukup kompleks, tentu saja karena alasan klasik seputar pendanaan. Semoga awal bulan depan dua prioritas pertama segera terwujud dan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar tetap tinggi untuk mewujudkan prioritas berikutnya. Amien.
Extended Cellphone Story
Critane dowo. Sakjane aq yo salah nang de'e. Paling mergo tak lokno hape lemot, fungsi tombol-tombole gak konsisten, guoblok dan lain-lain akhire de'e tersinggung terus kabur. Padahal masio iku hape dike'i, tapi sakjane aq jek sayang nang de'e. Gak popo lah, nek critene pancen ngunu akhire lak aku iso tuku sing anyar. Yo, masio sak jane nek de'e tak dol regane mung cuman kenek 250 ewu.