28 Desember 2007

Cerita Lalu

Foto ini diambil pada tanggal 3 Oktober 2005 pukul 20:40 WIB di sebuah kamar kost Jl. Ketintang Barat III/36 Surabaya. File JPEG-nya sempat terabaikan beberapa tahun dalam sebuah komputer butut berspek Intel Pentium III ~360MHz, 128MB RAM, 20GB HDD. Sekedar mengingat-ingat, saat itu penghuni kamar ini: [1] Baru mengenal radio dan setrika tapi belum cukup akrab dengan shampo dan sarapan. [2] Menyadari bahwa spanduk dan CPU rusak dapat "meningkatkan" taraf hidup mahasiswa kost. [3] Mengartikan momen pulang kampung sebagai kesempatan untuk makan teratur. [4] Biasa menjadikan warnet sebagai perpustakaan. Terkadang kalau bosan ganti ke warkop. [5] Punya lebih dari satu alamat e-mail tapi belum mengenal blog. [6] Cukup bangga dengan komputer berspek rendah plus monitor second yang pernah dipekerjakan secara paksa di sebuah rental komputer sekitar kampus. [7] Sahabat setia selain komputer dan mahasiswa lain: Grand Impressa W 4157 WC, Nokia 3315, dan kepingan CD-R sebagai alternatif flashdisk yang harganya masih mahal. [8] Software favorit: Macromedia Flash MX sebagai pendukung skripsi dan CorelDraw 11 untuk mendesain spanduk. Belum kenal Photoshop. [9] Game yang sering dimainkan: Fleabag vs Mutt dan Maglines. [10] Mp3 bajakan yang sering diputar: OST Gie (Eross), Bunga di Tepi Jalan (SO7), Langit Tak Mendengar (Peterpan), Seperti Bintang (Utopia), Saat Jarak Memisahkan Kita (Cokelat), Dalam Hati Saja (Warna) dan lagu-lagu lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

23 Desember 2007

Kado

Sebenarnya tidak ada niatan sama sekali untuk mengistimewakan hari kelahiran kali ini. Ya... karena dari zaman baheula budaya itu memang tidak ada dalam silsilah keluarga kami di kampung (kecuali selametan atau bagi-bagi jajan pasar pas SD dulu). Tapi kalau sudah menyangkut kado, hadiah, gratisan dan sejenisnya..... bisa dipertimbangkan. Btw, posting kali ini akan mengupas habis sebuah kado istimewa yang sengaja didatangkan dari luar pulau (matur tengkyu to my sister).


Kupasan pertama, tas. Terbuat dari kertas cokelat (mirip-mirip kertas semen), bertali dua dari bahan serat kayu, dan yang jelas sedap dipandang. Kondisinya sedikit kusut, mungkin karena dimakan usia selama melewati rute perjalanan Bali - Jogja - Jombang - Surabaya - Sidoarjo (fuih...!).
Kupasan kedua, kemasan. Bentuknya tidak jauh beda dari kemasan-kemasan kado pada umumnya (umum=kotak). Terbuat dari karton biru dongker berhias plesetan-plesetan khas anak muda zaman sekarang. Secara umum desain kemasan ini tergolong tidak terlalu bagus tapi tidak terlalu jelek (joger punya...!).
Sekarang giliran isi kado, mug. Terbuat dari keramik putih, berbentuk silinder ramping dengan gagang yang (terlalu) tipis. Bisa diperbantukan sebagai penampung kopi panas, tempat alat tulis kantor, wadah rokok kretek gratis (khusus tukang cukur), wadah sikat gigi plus odolnya, atau bisa juga dibungkus rapi sebagai kado ulang tahun.

6 Desember 2007

Cuci Motor

Toni (belum punya blog), salah seorang teman kuliah 2-3 tahun lalu pernah berhipotesis bahwa kepribadian seseorang dapat dilihat dari motornya (untuk sepeda dan becak menyesuaikan ^&@%#$@^%^&*#...). Motor yang selalu bersih mencerminkan bahwa sang pemilik cinta akan kebersihan, motor yang penuh dengan lumpur dan debu mencerminkan bahwa sang pemilik suka berkubang (hehehe...!), dan seterusnya. Lain lagi ceritanya ketika motor kesayangan baru dicuci tapi kembali kotor karena cipratan air hujan (uh...!). Daripada harus berepot-repot lagi dengan shampo motor, ember, lap basah, sikat, kuas, lap kering dan pengkilat cat, lebih baik serahkan saja pada ahlinya.
Di kawasan Ketintang Surabaya (sekitar kampus UNESA) ada sebuah tempat pencucian motor yang menawarkan harga ekonomis dengan hasil sangat memuaskan. Untuk setiap kali pencucian (plus pelicin minus setrika) ongkos yang harus dibayar cukup 6.000 perak. Uniknya lagi, untuk kendaraan dengan nomor polisi atau pemilik yg sama setiap 6x pencucian gratis 1x (mirip bonus depo isi ulang).