31 Mei 2007

Kaos Blogger

A : kaos-kaos...kaos blogger...kaos apik...
B : lek...ket kapan sampeyan dodolan kaos? kene aku ndelok...
A : nek ndelok yo wis mandeko nang kunu, pandengen kulakanku iki.
B : lha nek tuku?
A : yo mreneo...
B : yo wis aku tak ndelok mrunu hehehe...
A : pancen arek ed*n!
B : lek, wernane gak ono sing liyo ta? koyoke luwih apik nek wernane kuning ntah.
A : awakmu kepengen dadi bencong ta? rekues werno kok sing ora-ora.
B : ngunu ta? sak jane pancen apik kabeh, tapi regane piro disik?
A : kaos siji petangpuloh ewuan.
B : wik...larange, winginane aku ngecek rego jek akeh kaos sing regane rongpuloh ewuan!
A : pancen ono, tapi bahane kain goni.
B : ngunu ta?
A : sak jane awakmu iki sido tuku opo ora?
B : yo wis aku tuku siji sing cap sikil, engko nek pancen kaine apik aku tuku maneh.
A : he...lapo awakmu mbukak dompet barang? koyo kate tuku keong ae...
B : lha terus?
A : sementara pesene liwat imel, dibayar liwat rekening, lha kaose engko tak paketno.
B : engko aku sampeyan bujuki...
A : le, aku iki ndolek rejeki sing halal, duduk sing gak nggenah koyo ngunu iku...
B : yo wis lek, piye carane?
A : deloken infone nang kene!

24 Mei 2007

Nangkring di Google

Siang tadi, saat iseng-iseng mencoba kata kunci "fiz-online" dan "fiz jombang" di mesin pencari google, ternyata hasil yang ditampilkan sukses memajang keduanya di peringkat teratas dari pencarian di seluruh jagat maya (narsis "mode on"). Sebenarnya keinginan untuk nangkring di google sudah ada sejak beberapa hari lalu. Saat itu, hanya dengan memasukkan nama seorang teman lama waktu SMU dan menekan enter maka dalam hitungan detik si gesit google segera menampilkan sebuah alamat blog berkebangsaan Dubai (sayang hanya sebuah blog kosong). Dengan latar belakang itulah muncul inisiatif untuk segera memproklamirkan bahwa fiz benar-benar telah "tersedia" dalam bentuk online (*#@%&%*!#*...).
Untuk bisa nangkring di mesin pencari google, setiap blog walker harus: [1] Memiliki blog dengan nama sekeren mungkin selain "fiz-online" atau "fiz jombang" [2] Mampu membaca dan menulis posting (tulis p-o-s-t-i-n-g). [3] Memasang link ke alamat blog ini sebanyak-banyaknya. [4] Untuk info lebih valid klik di sini. [5] Sabar menunggu dan semoga sukses.

12 Mei 2007

Jawa atau Java

Tanpa bermaksud untuk memupuk SARA atau mengembangkan jiwa chauvinisme melalui internet, post ini sengaja dibuat dengan tujuan untuk menambah wawasan masyarakat jagat web tentang Jawa. Mengingat banyak sekali sejarah dan pengetahuan yang dapat digali dari nama tersebut.
Semua orang di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke pasti pernah mendengar kata Jawa. Setidaknya dari pelajaran di sekolah, televisi, koran, bahkan dari cerita para leluhur yang diwariskan secara turun-temurun. Jawa adalah nama sebuah pulau di Indonesia yang memiliki kepadatan penduduk terbesar di antara pulau-pulau lain. Selain itu, pulau Jawa juga merupakan tempat pemerintahan Negara Republik Indonesia berpusat.
Sebenarnya kata Jawa telah ada sejak zaman baheula, zaman sebelum komputer dan CD player diciptakan. Bicara tentang komputer dan Jawa, fokus bahasan kita langsung tertuju pada sebuah bahasa pemrograman JavaScript yang saat ini telah menjadi sebuah trendsetter di dunia IT. Tidak hanya itu, di awal abad ini JavaScript sedang aktif mengembangkan proyek jangka panjangnya di bidang teknologi ponsel.
Jika kita perhatikan, bahasa Jawa sangat sering digunakan dalam percakapan sehari-hari masyarakat di sekitar kita. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa bahasa Jawa merupakan bahasa dengan urutan ke-11 dari seluruh bahasa di dunia yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaannya adalah, mengapa bahasa Jawa lebih sering diaplikasikan sebagai bahasa pergaulan sehari-hari? Alasan pertama yang sering muncul adalah karena bahasa ini memiliki "tingkat kekasaran" berbeda untuk setiap lawan bicara yang dibedakan atas usia dan pangkat, sehingga pemakaian bahasa Jawa dapat bersifat lebih fleksibel dari bahasa Inggris, Spanyol atau bahkan bahasa Indonesia. Kedua, suku terbanyak di Indonesia adalah suku Jawa yang otomatis selalu berbicara dengan menggunakan bahasa Jawa dan bukan bahasa dari suku lain.
Masih ingatkah tentang Suriname, sebuah negara bekas jajahan Belanda yang berada di kawasan Amerika Selatan? Negara ini pada mulanya merupakan suatu wilayah yang didiami oleh sejumlah besar penduduk Jawa yang berstatus sebagai pekerja kasar di bawah kepentingan kolonialisme Belanda. Selanjutnya, dari para pekerja inilah berkembang sebuah etnis baru yang tetap exist hingga saat ini. Tidak heran jika Suriname dibangun dengan pengaruh budaya Jawa yang sangat kental. Dan yang pasti, negara bagian ini menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa keseharian.
Jika kita kembali ke masa lalu. Para pedagang Arab mengenal pulau Jawa terlebih karena pulau ini memiliki sumber daya alam yang sangat kaya. Dari sumber daya alam ini mereka memperoleh sesuatu yang istimewa dan sulit ditemukan di belahan dunia lain, luban jawi (kemenyan Jawa) yang berbau sangat harum.
Beberapa tahun lalu, sebuah penelitian tentang kesehatan menyebutkan bahwa suku Jawa memiliki peluang terbesar dalam menderita penyakit kencing manis (diabetes mellitus). Sebenarnya, dengan sedikit bermain logika maka pernyataan tersebut dapat segera dipatahkan. Jika orang Jawa paling sering dijumpai terbaring sakit di rumah sakit bukan berarti bahwa orang Jawa mudah terserang penyakit, tetapi hanya karena suku Jawa memiliki prosentase paling besar di dalam komposisi total penduduk Indonesia.

8 Gelas Per Hari

Untuk menjaga kesehatan, kita dianjurkan untuk mengkonsumsi air putih sebanyak 8 gelas per hari. Dengan asumsi rata-rata umur manusia adalah 60 tahun, maka dapat diperoleh perhitungan bahwa sepanjang hidupnya manusia akan meminum air putih sebanyak 175.320 gelas. Jika setiap gelas memiliki volume setengah liter, maka total air yang diminum adalah 87.660 liter. Untuk mengangkut air sebanyak ini diperlukan 17 buah mobil tangki dengan volume masing-masing 5.000 liter per tangki, itupun masih kurang sebuah tangki untuk diisi setengahnya.

7 Mei 2007

Satu Setengah Hari

Setelah berhari-hari menderita bad posting mood akhirnya rutinitas ngopi pagi ini berhasil menaikkan mood ke level yang lumayan tinggi, meski harus diawali dengan cangkrukan bersama nasi bungkus, kopi susu, Jawa Pos dan VCD orkes dangdut di warkop kesayangan depan komplek kantor. Catatan seputar undangan resepsi pernikahan teman kuliah hingga nonton bareng Spiderman 3 semua campur aduk menjadi satu.
Sebelum mandi (=penting sekali) ada baiknya untuk melihat statistik blog pagi ini. Menurut statistik, setelah offline 38 jam sejak sabtu sore lalu ada 7 orang blogwalker yang sempat mampir ke blog ini (wuih... berarti kalau offline satu minggu ada 30 orang, terus dalam waktu satu bulan 120 orang, atau jika dikalikan 12 bisa-bisa mencapai 1.440 blogwalker per tahun dong...! itu kalau offline *#@%&%*!#*... kok jadi ngelantur?).

Undangan Resepsi
Tidak seperti undangan-undangan resepsi sebelumnya, kali ini personel yang ikut jauh lebih banyak dan lengkap. Sebut saja komunitas ABSI Ketintang, dharma wanita ABSI dari berbagai daerah, satu mahasiswa S2 dan seorang dokter gigi (alo semua... alo yul, pluk, prap, nik, nyun, fik, dhien).
Setelah stand by cukup lama di Ketintang Wiyata, selanjutnya semua personel meluncur ke tempat acara di kawasan Lakarsantri lengkap dengan kostum masing-masing (hidup batik Indonesia!). Cerita berikutnya selalu bisa ditebak, sampai di tempat langsung salam-salaman, foto-fotoan, kangen-kangenan dan makan makanan (ya iya la... masa makan rumput-rumputan). And then pulang dari resepsi setengah 9 malam (selamat menempuh hidup baru untuk dedi dan ujik).

Nonton Bareng
Untuk kedua kalinya sejak acara resepsi pernikahan salah seorang teman kuliah di kawasan Banyu Urip beberapa bulan lalu, resepsi plus "reuni kecil-kecilan" dua hari lalu juga disertai dengan acara "midnite-an" (baca: midnaitan). Bedanya, jika materi film terdahulu mengusung genre horor lokal, agaknya film kali ini lebih bisa "mengguncang dunia" dengan tokoh utama Peter Parker, Spiderman 3. Bangga juga bisa menonton aksi spidey yang pemutarannya cuma telat 1 hari sejak launching perdananya di Amerika Serikat jumat lalu (daripada menunggu versi dvd yang bisa-bisa telat 2 bulan atau vcd yang baru tersedia 6 bulan setelah ditayangkan bioskop).
Dengan sisa personel tinggal sepuluh orang, semua siap untuk meluncur menuju bioskop kesayangan (masih dengan kostum batik tapi dibalut jaket). Cerita selanjutnya mungkin agak sulit ditebak, sampai di bioskop langsung bagi jobdes untuk memborong sederet tiket dengan masa tunggu jam tayang sekitar 3 jam-an (jam-an purba, jam-an batu dan jam-an es %#@&*%*!#*...). Akhirnya, demi spidey semua personel pun sepakat untuk menunggu dengan sabar (klik di sini untuk melihat galeri foto).
Untuk mengatasi boring, setidaknya ada beberapa trik sehat penghilang rasa bosan seperti mengobrol (hei... ada rika yang sempat gabung cukup lama via HP), bermain tebak kata (dari toni: penyakit apa yang menular melalui kertas? pingin tau jawabannya?), ngerumpi (kata kali ini adalah: psikopat), dan selebihnya adalah terus menunggu hingga pintu teater 1 dibuka pada pukul 01.20 wib. Hidup Spiderman!