Game tradisional ini sempat populer di kalangan anak-anak desa dari era jaman baheula sampai akhir 90-an. Cara bermainnya mirip dengan Othello, hanya saja ada bonus bagi pemain (A) yang lawannya (B) terlewat 'memakan' kerikil yang seharusnya memang siap 'disantap' kapan saja. Saat kesalahan ini terjadi, maka pihak pemain A akan meneriakkan, "DAS!*" kepada pemain B. Setelah itu pemain A diharuskan 'memakan' kerikil lawannya sebanyak yang dia bisa, tentu saja dengan melangkahinya.
Peralatan dan bahan yang perlu disiapkan sebelum memainkan game ini adalah serpihan genting (kereweng) atau batu bata untuk menggambar board di bidang datar seperti teras rumah atau gapura kampung (bok), enam belas butir kerikil untuk pemain A, enam belas kerikil yang berbeda warna untuk pemain B, dan dua orang pemain. Tanpa listrik, stik, baterai, ataupun kepingan CD sehingga 100% ramah lingkungan.
Oh ya, ilustrasi dibuat dengan Microsoft Paint on Windows 7 Ultimate build 7600. Biji das-dasan di atas sengaja tidak diposisikan stand by agar motif board di depannya terlihat jelas.
*) artinya kurang lebih, "GOB**K, kenapa gak lo makan itu kerikil gua? Oke, sebagai denda untuk kesalahan lo, sekarang ganti gua yang akan memakan kerikil lo sebanyak-banyaknya. Nyam... nyam...!!"
Peralatan dan bahan yang perlu disiapkan sebelum memainkan game ini adalah serpihan genting (kereweng) atau batu bata untuk menggambar board di bidang datar seperti teras rumah atau gapura kampung (bok), enam belas butir kerikil untuk pemain A, enam belas kerikil yang berbeda warna untuk pemain B, dan dua orang pemain. Tanpa listrik, stik, baterai, ataupun kepingan CD sehingga 100% ramah lingkungan.
Oh ya, ilustrasi dibuat dengan Microsoft Paint on Windows 7 Ultimate build 7600. Biji das-dasan di atas sengaja tidak diposisikan stand by agar motif board di depannya terlihat jelas.
*) artinya kurang lebih, "GOB**K, kenapa gak lo makan itu kerikil gua? Oke, sebagai denda untuk kesalahan lo, sekarang ganti gua yang akan memakan kerikil lo sebanyak-banyaknya. Nyam... nyam...!!"
ket biyen aku gak ngerti dan gak bisa maen ini
BalasHapusUsul!Masukkan ekskul ae!
BalasHapusjabang bayi....!!! dulinan ku biyen kuwi....
BalasHapusketoke dolanan iki iso di update nang PS, he...
BalasHapussekalian digawe versi online-e.. piye??
BalasHapusileng jaman mbiyen fis.....
BalasHapusAk yo menangi dulinan das das'an ambi krikil utowo godhong.....
Smpean yo menangi ta fis?
Das...!!! Ha ha ha kenek koe.
BalasHapus@Elsa: Tapi setidaknya pernah tau kan? Iki dolanan khase arek-arek sekolah nang ndeso :)
BalasHapus@David: Boleh... boleh! Nek perlu dadi muatan lokal arek-arek SD :)
@Wempy: Oalah, tak kiro nang daerahmu biyen durung ono kereweng, tibake yo kok wis ono...
@Wahyu Eko: Ketoke iso, sek tak takon tukang koding :)
@Wahyu: Boleh, skrip-e kon nggarap Reza, terus produk setengah jadine engko didol nang Microsoft... :)
@Achiel Yo menangi, makane terus tak posting. Please enjoy! :D
@Sholeh: Yo wis, panganen kabeh krikilku. Aku iklas kok :)
Fiz..
BalasHapusPiye kabare cak? Aq wis suwe ra kontak... Kalo dotempatku namanya Dam-Daman...
Lha rumangsamu aq Linbad ta mo' konkon mangan krikil, Sego jek enak kok!
BalasHapuskl bahasa mataraman ini DAM-DAMan... bukan DAS-DASan... opo meneh nDASmu... hehehhe...
BalasHapusNostalgia zow,tp biyen aq ora seneng das-dasan fis,senenganku patel lele karo obak delik.hi hi hi ngumpet ae wes
BalasHapus@Jo Satria: Alhamdulillah jek pilek Cak, paling mergo telat update antivirus. Yup, seorang teman kantor juga nyebut ini dam-daman, dia juga asli orang kulonan. Yang jelas pola permainan dan rule-nya sama... :)
BalasHapus@Sholeh: Hehe.. tak kiro awakmu doyan :)
@Shar: DAM iku lak tembok sing digae nyetop banyu nang kali to Pak!
@Ajwa: Nek obak aku yo seneng patil lele, tapi nek game strategi yo tetep das-dasan, mergo jaman sak munu durung usum RED ALERT :)
iku juga mainanku biyen Fiz, nang kampungku, kalau ada gunungannya itu (segitiga) disebut "MACANAN", kalau cuma memanfaatkan kotak-kotaknya saja, baru disebut "DAS-DASAN"
BalasHapusya Allah... aku sudah lupa gimana cara mainnya, itu dulu mainan kesukaan saya, hehe
BalasHapuswah permainan itu mengingatkan pada masa2 ketika bosan dengan komputer....
BalasHapusgame seperti inilah yang slalu bsa memecahkan suasana dari keheningan.....
matur nuwun mas fiz......
@Pencangkul: Betul Cak, tapi kalau macanan aku hanya bisa jadi penonton, males main, durasinya lebih pendek :)
BalasHapus@cakkamal: Seumpama buat pertanyaan sendiri saat daftar google akun bisa dimanfaatkan itu, "Apa mainan kesukaan Anda?" Jawabnya, "Das-dasan"
@Benny: Ho'oh, bisa jadi game alternatif saat listrik mati :)
wah yang kaya gini udah lupa cara maennya
BalasHapuscara mainnya gimana si mas?
BalasHapusitu keping2nya ditaruh di mana?
@Kakang Prabu: Seharusnya ada yang membuat panduan, "How to Play Das-dasan" dalam format PDF :)
BalasHapus@Yustha: Ya kurang-lebih seperti deskripsi di atas lah. Untuk keping-kepingnya ditaruh di pojok-pojok persegi dan 'daerah kepala' masing-masing sisi, seperti permainan catur. Coba ditaruh saja, nanti akan tersisa beberapa sudut di garis tengah.