17 Februari 2009

Di Balik Kopdar


[What] Ada yang unik dengan kopdar 15 Februari yang lalu (maaf telat apdet...). Jika kopi darat biasa selalu identik dengan keributan panitia pelaksana dalam mempersiapkan segala sesuatunya, maka acara kumpul-kumpul blogger kemarin berlangsung cukup khidmat karena tidak ada sesuatu yang benar-benar perlu dipersiapkan. Kenapa begitu? Kurang paham :D.
[Where] Menyoal tempat acara. Jika kopi darat pada umumnya berlangsung di satu tempat, maka kopi darat kemarin cukup unik karena berlangsung secara kronologis di dua tempat berbeda. Tentunya dengan jumlah anggota yang sama sekali tidak berkurang. Dari loby hotel Cendana seputaran Basuki Rahmat berlanjut ke Foodcourt Tunjungan Plaza depan bioskop XXI.
[When] Jangan membayangkan jika kopdar kami berhias cahaya lampu PJU yang terkenal agak redup kekuningan itu karena acara berlangsung di siang hari. Total waktu yang dimanfaatkan hanya tiga jam, dari 10.30-an hingga 13.30-an. Aneh bukan? Tidak juga.
[Why] Why-U? Tentu saja dia ikut. Ehm, sory...!! Jadi kami berkumpul dalam rangka menyambut seorang blogger tamu yang hari itu sengaja datang untuk menemui sejumlah blogger ndeso. Mpok Novee...
[Who] Ada juga saya sendiri, Why-u, Tyka (enggak banget :D) plus Qie yang pada akhirnya banting setir mencoba peruntungan di dunia chatting. Terima kasih kepada mpok Novee atas semuanya especially seteko kopi dan oleh-olehnya. Cuman pengen memastikan kalau kaos yang kemarin itu benar-benar nyaman dipakai. Untuk Tyka, matur tengkyu atas sodrekan-sodrekannya. Lembaran yang lain bisa dilempar ke sini :D. Untuk mas Why-u, cuman pengen memastikan pada sampeyan kalo sendal yang kemarin itu benar-benar nyaman di kaki... :D
[How] Meski serba tanpa persiapan, tapi acara kemarin itu super maknyuzz. Baru kali ini masuk hotel dan resto dengan sendal jepit stroberi, tanpa kamera, plus celana kain sisa aktivitas cuci-mencuci minggu pagi. Ckckckck... :).

9 Februari 2009

Menikmati Hidup


Apapun pekerjaan Anda pernahkan sekali saja terbesit ide untuk melakukan sesuatu yang sulit dikerjakan saat hari efektif? Maaf, bukan bermaksud lari dari tangung jawab, tapi sekadar melakukan sesuatu yang tertunda dan benar-benar penting. Selebihnya, mengamati lalu-lalang kesibukan dunia kerja metropolis dari sudut warung kopi merupakan efek samping dengan kenikmatan tersendiri.
[1] Menukar uang pecahan besar ke pecahan yang lebih kecil. Bisa dilakukan di mana saja dengan bantuan pedagang kaki lima. Tentu dengan konsekuensi seimbang antara pedagang dan pembeli. Pecahan limapuluh ribu ditukar dengan satu porsi kare ayam, es sari jeruk sachet, dua keping kerupuk, dan uang kembalian. Bajet yang diperlukan 6.000 perak.
[2] Memandikan motor pukul 12.14 hingga 12.42. Berbonus silikon pelicin dan oli seken untuk mencegah rantai gir semakin melar, maka ongkos 6.000 perak terbilang cukup murah bagi seluruh lapisan konsumen.
[3] Menunggu proses pencucian motor hingga selesai. Sama sekali tidak membosankan jika ditemani segelas kopi, koran metropolis, semilir angin, dan deru kereta api yang melintas. Total biaya yang harus dikeluarkan 1.500 perak. Sudah termasuk backsound track-track dalam negeri dari radio sang pemilik warkop.
[4] Duplikasi kunci pintu seharga 6.000 perak per buah. Sangat penting untuk selanjutnya digunakan selama beraktivitas di kantor.
[5] Menikmati kemacetan dalam kota tanpa tenggat waktu tertentu.